Inilah Faktor X Kekalahan Juve Atas Galatasaray.
Sebagai tifosi yang fair tentu kita bisa menerima ketika Juve kalah di lapangan karena memang gol tunggal Sneijder bikin posisi Juve di Grup turun satu strip ke posisi tiga dan gagal lolos.Namun Juve gagal lolos karena kalah secara fair di lapangan yang tidak fair. Kenapa? simak fakta berikut ini:
Lihat gambar A:
-Kickoff babak pertama Juve berada di sisi kiri lapangan sedang Galatasaray di sisi kanan. Rumput dan kondisi lapangan yg bagus bikin pertandingan berjalan menarik dan terbuka, Llorente nyaris membobol gawang Muslera andai tendangannya tidak melenceng tipis di tiang kanan. Kondisi berbeda ketika hujan salju mulai turun di menit 30. Wasit menghentikan pertandingan dan menundanya sambil menunggu hujan salju reda.
Lihat gambar B:
-Dalam 8 menit, lapangan tertutup salju dan petugas mulai membersihkan 'sebagian' sisi lapangan. Dengan sisa 15 menit babak pertama, ada indikasi petugas pembersih salju ingin menguntungkan pemain Gala. Petugas membersihkan area kotak penalti Juve sedang kotak penalti Gala hanya dibersihkan salju diatas garis penaltinya saja. Berharap dengan 'hanya' membersihkan daerah penalti Juve pemain Gala bisa menyerang dengan kondisi wilayah yg minim salju. Namun keputusan wasit berkata lain, wasit menunda pertandingan keesokan harinya karena hujan salju tidak kunjung reda.
Lihat gambar C
-Dan abrakadabra!!! Keesokan siangnya saat dicek, daerah lapangan Juve dipenuhi 'cakaran' traktor, mirip dengan kondisi di sawah dengan mesin bajaknya. Sisi kiri lapangan Juve tampak hancur lebur sedang wilayah lapangan Gala tampak mulus. Hal ini tidak jadi halangan buat wasit untuk melanjutkan pertandingannya. 15 Menit terakhir babak pertama dilanjutkan dengan kondisi Gala yg tak mampu menembus kotak penalti Juve karena memang kondisi lapangan yg hancur. Babak pertama berakhir dengan skor 0-0.
Lihat gambar D
- Babak kedua dimulai, Juve dan Gala harus bertukar posisi. Sudah lihatan belum curangnya? belum? ok saya jelaskan. Dibabak kedua ini Juve berada di sisi kiri dengan wilayah serang ke kanan (ke sisi kiri lapangan yg hancur) dan Gala berada di sisi kiri dengan wilayah serang kanan di lapangan yg jauh lebih mulus. Babak kedua ini, meski relatif berimbang namun Gala unggul jumlah peluang, lihat Drogba dengan mudahnya menggiring bola sampai kotak penalti Juve. Beda dengan Tevez, drible-nya yg biasanya berjalan mulus, bola jadi sering memantul liar sehingga Tevez berkali-kali gagal menguasai bola dengan baik. Dan dengan sedikit keberuntungan Gala, Sneijder bisa memanfaatkan satu peluang emasnya menjadi gol. Juve pun gagal mengejar margin gol karena lapangan wilayah serangnya yg buruk dan kemudian Gala menumpuk pemain belakang dan mengandalkan serangan balik.
Kesimpulan:
Gala hanya 'menderita' 15 menit (akhir babak pertama) sedang Juve harus menderita di 45 menit terakhir alias babak kedua. Menderita karena mempunyai kondisi wilayah serang yg buruk. Analisa ini bukan hanya pendapat pribadi namun juga di kutip dari analisa Skysport di (http://video.sky.it/sport/ champions-league/ galatasarayjuventus_furbizi a_turca/v181436.vid).
Okelah kita bisa terima Juve kalah dengan hasil di lapangan dan tidak akan bisa mengubah hasil laga, namun kita perlu kritis dalam menyikapi sesuatu terhadap hal-hal yg berbau tidak fair, apalagi hal itu dialami tim kesayangan kita. Fino alla fine Forza Juventus!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar